SOSIAL MEDIA EFEKTIF SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA
Menjadi manusia dengan segudang
kegiatan atau manusia dengan segala keluangan waktunya tentu ingin mencari
kegiatan yang bisa menghilangkan penat atau mengisi waktunya. Ada banyak daftar
kegiatan yang bisa dilakukan, misalnya mencoba hal-hal baru seperti memasak
bagi yang jarang atau tidak pernah melakukannya, mengasah kemampuan yang
dimiliki tetapi terhalangi kegiatan yang lain, atau berlibur. Melakukan kegiatan di luar zona nyaman atau
kebiasaan juga bisa menjadi pilihan untuk menantang adrenalin.
Terlalu bingung memilih? Mari bahas
salah satunya yaitu berlibur. Kegiatan satu ini, pasti ingin dilakukan banyak
orang. Berlibur sendiri punya banyak
arti dan tujuan. Jadi, jangan pikir berlibur harus datang ke tempat-tempat
wisata yang membutuhkan biaya selangit dan berkemas.
Berlibur
bisa dilakukan dengan berbagai macam cara dan diisi berbagai macam kegiatan. Berlibur bisa diisi dengan memberi waktu untuk diri
sendiri atau istilah lainnya me time,
bisa juga dengan mengikuti kegiatan yang berguna untuk diri sendiri atau orang
lain seperti melakukan kegiatan sosial, atau jika terlalu lelah dan malas,
tidur bisa menjadi pilihan. Tapi, ada baiknya opsi terakhir tidak dipilih untuk
berlibur, ya.
Tapi, tidak sedikit juga
orang-orang yang berpikir bahwa berlibur itu harus mengunjungi tempat wisata.
Rasanya tidak afdol kalau masih di sekitar tempat tinggal atau di daerah biasa
beraktivitas sehari-hari. Pemikiran itu juga tidak salah, kok. Kata berlibur sendiri
bisa dibilang identik dengan berpergian ke tempat wisata atau ke daerah lain di
mana bisa melepas penat dan menyegarkan pikiran sebelum kembali ke rutinitas
lagi.
Berlibur
dengan mengunjungi tempat wisata pun banyak macamnya. Bisa mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah
sendiri, mengunjungi kota lain, atau bisa juga pergi negera lain. Berlibur
seperti ini tentunya butuh persiapan dan rencana yang matang.
Berlibur di masa sekarang tengah
menjadi kegiatan paling diminati terutama di kalangan masyarakat Indonesia. Banyaknya destinasi wisata yang tersebar di seluruh
dunia menjadikan masyarakat memiliki keinginan besar untuk mengunjunginya.
Bahkan, Indonesia sendiri juga memiliki banyak tempat yang cocok dijadikan
destinasi wisata.
Banyak macam cara untuk berwisata di
era sekarang ini. Jika ditelaah
lebih lanjut, sudah banyak orang-orang yang melakukan berbagai macam cara agar
bisa memenuhi keinginannya untuk berwisata. Kita bisa menemukan metode berlibur
yang sesuai dengan kemampuan kita di berbagai macam platform, salah satunya
media sosial.
Tidak hanya metodenya saja,
destinasi yang ingin dikunjungi pun bisa didapatkan di media sosial juga. Setiap kali membuka media sosial seperti Instagram
pasti ada setidaknya satu konten wisata yang bisa ditemui. Media sosial juga
menyediakan berbagai review untuk setiap tempat wisata yang sedang di
publikasikan.
Media sosial merupakan alat promosi
bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja,sehingga jaringan
promosi bisa lebih luas.Media sosial
menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan
merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien.Media
sosial seperti blog, facebook, twitter
dan youtube memiliki sejumlah manfaat
bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan
iklan tv, brosur dan selebaran.
Potensi
sosial media sebagai sarana promosi interaktif bagi pariwisata Indonesia
menjadi topik penelitian menarik dan sangat dibutuhkan dalam upaya
meningkatkan industri pariwisata. Berdasarkan survei kepada responden traveler
Indonesia dalam disertasi ini, ditemukan Instagram sebagai
jejaring sosial yang paling banyak digunakan, selanjutnya facebook . Alasan para traveler suka
menggunakan sosial media ini karena konten dari Instagram lebih
menarik dengan tampilan layout, gambar dan tingkat privasi yang tinggi.
Alasan lainnya karena karakteristik traveler Indonesia suka
menggunakan sosial media sebagai media menyimpan kenangan.
Perkembangan
teknologi juga memungkinkan tersampaikannya konten-konten menarik berupa teks,
gambar, audio, dan video yang dapat memberikan informasi secara jelas tentang
produk maupun jasa yang ditawarkan. Tidak terkecuali sosial media juga banyak
digunakan oleh industri pariwisata. Potensi
sosial media sebagai sarana promosi interaktif bagi pariwisata Indonesia
menjadi topik penelitian menarik dan sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan
industri pariwisata.
Direkomendasikan kepada para profesional bidang pariwisata
untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagai forum kepariwisataan
serta mensosialisasikan penggunaan media sosial secara maksimal sebagai media
untuk memperkenalkan destinasi wisata Indonesia. Lebih lanjut direkomendasikan kepada pemerintah untuk
lebih aktif menggunakan media sosial dengan menggunakan brand
ambassador yaitu public figure dengan memiliki kemampuan serta
pengaruh yang baik sehingga dapat meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap
destinasi wisata Indonesia.
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah bekerja sama dengan
para pegiat media sosial untuk upaya promosi pariwisata daerah. Langkah tersebut, kata dia, sangat
efektif untuk menyebarluaskan informasi terkait potensi dan keunggulan
pariwisata di suatu daerah. Terlebih lagi pada saat ini telah banyak
individu atau kelompok yang membuat akun di media sosial dan terkait destinasi
wisata suatu daerah.Oleh karena itu, tinggal bagaimana upaya pemerintah daerah
dan para pihak terkait lainnya untuk menangkap dan memanfaatkan peluang yang
ada.
Kementerian Pariwisata menggaet
aktivitas media sosial untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Deputy
Director Kementerian Pariwisata Indonesia Martini mengatakan seiring
perkembangan era digital, promosi pariwisata juga gencar dilakukan di media
sosial. Ia menambahkan promosi secara
online serta mengembangkan kerja sama dengan lebih banyak pihak, merupakan
strategi mengatasi minimnya anggaran promosi agar pariwisata mampu
berkontribusi lebih besar terhadap penerimaan negara.
E-tourism
pun menjadi konsep baru sebagai salah satu wujud dari digitalisasi promosi
pemasaran dan pengembangan pariwisata. Pemerintah telah menetapkan
target kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2016 sebesar 272 juta wisatawan.
Jumlah tersebut terbagi atas 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 juta
wisatawan domestik. Adapun sepuluh destinasi wisata yang diprioritaskan adalah
Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, tanjung Lesung, Borobudur,
Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Pulau Morotai.
E-tourism merupakan terobosan
yang bagus. Di era digital, orang lebih senang memperhatikan telepon genggamnya.
Mereka menuntut yang serba mudah dan cepat. Sarana digital dapat memenuhi
keinginan itu. Promosi ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Memang untuk urusan biaya belum dapat diukur sejauh
mana, hanya saja sarana digital dinilai lebih murah.
Melihat
hal ini sudah selayaknya industri pariwisata mulai melirik E-tourism untuk
dijadikan ujung tombak dalam menangkap wisatawan secara menyeluruh baik dalam
negeri maupun luar negeri. Wisatawan akan dapat dengan mudah mengatur
pembiayaan berpariwisata, karena
kepastian biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan perjalanan merupakan
sesuatu hal penting yang harus
dipastikan.
Masyarakat
sekarang ini cenderung lebih memilih mengunjungi wisata setelah melihat
beberapa posting-an di media yang menjadi “hitz” dan kekinian. Banyak tempat-tempat wisata yang sebelumnya belum
terjamah, namun setelah beredar posting-an tempat tersebut menjadi nge-hitz.
Hal ini dapat dijadikan sarana
dalam mengembangkan potensi wisata pada tempat-tempat tersebut, sehingga dapat
menggerakkan perekonomian masyarakat daerah wisata setempat. Sudah selayaknya pemerintah memberikan
perhatian lebih untuk mengembangkan E-tourism sehingga dapat menarik pengunjung
lebih banyak.
Lampung merupakan salah satu
provinsi yang memiliki banyak potensi wisata yang apabila digarap secara serius
maka akan mampu meningkatkan pendapatan daerah tersebut.
Pemerintah lampung sudah seharusnya mulai menggarap E-tourism secara serius untuk mengembangkan potensi
wisata seperti pantai Pasir Putih. Apabila digarap secara benar tidak menutup
kemungkinan menjadi pantai Bali-nya Lampung.
Kemajuan di bidang pariwisata
akan memberikan dampak positif kepada peningkatan perekonomian masyarakat
sekitar wisata sehingga lebih berkembang semakin baik,
sudah sepatutnya kita menjadikan sosial media di jadikan sebagai media promosi
pariwisata.
Comments
Post a Comment